Tengkoraknya Diambil Dari Kongo sebagai Piala Perang. Akankah Belgia Akhirnya Mengembalikannya?

Tuan Couttenier, bersama rekannya, Boris Wastiau, memecah keheningan selama puluhan tahun tentang perolehan dan kelanjutan penyimpanan sisa-sisa tersebut, yang hanya diketahui oleh segelintir ilmuwan, dengan mempublikasikan informasi tersebut melalui konferensi dan pameran ilmiah.

Setelah itu, penemuan tengkorak Pak Lusinga terungkap sebuah artikel berita diterbitkan pada tahun 2018 di Paris Match, mingguan Prancis. Berita ini sampai ke Republik Demokratik Kongo dan Thierry Lusinga, yang menggambarkan dirinya sebagai cicit dari Tuan Lusinga, sang kepala suku.

Didorong oleh penemuan tersebut, Thierry Lusinga menulis dua surat kepada Raja Phillipe dari Belgia, meminta jenazah leluhurnya, dan surat ketiga kepada Konsulat Belgia di Lubumbashi, kampung halamannya.

“Kami percaya bahwa hak untuk mengklaim jenazahnya, atau sisa jenazahnya, adalah milik keluarga kami,” tulisnya dalam surat pertama, yang dilihat oleh The New York Times dan tertanggal 10 Oktober 2018. “Kami berharap ini masalah ini akan terjadi secara damai, dalam suasana saling memaafkan, untuk menulis halaman baru dalam sejarah.”

Dia mengatakan dia tidak pernah menerima balasan.

Thierry Lusinga menggambarkan dirinya sebagai cicit dari Tuan Lusinga, sang kepala suku.Kredit…melalui Thierry Lusinga